DNS (Domain Name System) memiliki beberapa jenis, yang masing-masing memiliki fungsi dan peran khusus dalam pengelolaan dan pengaturan nama domain serta alamat IP. Berikut adalah beberapa jenis DNS yang umum:
1. DNS Resolver
- Fungsi: DNS resolver adalah komponen yang pertama kali diakses oleh pengguna ketika mereka mengajukan permintaan DNS. DNS resolver bertugas mengirimkan permintaan pengguna untuk mencari nama domain dan mengonversinya menjadi alamat IP.
- Contoh: Ketika Anda mengetik "www.example.com", DNS resolver akan mengirimkan permintaan tersebut ke sistem DNS dan mengembalikan alamat IP yang sesuai.
2. Root DNS Server
- Fungsi: Root DNS server adalah server teratas dalam hierarki DNS dan berperan sebagai pusat informasi yang mengarahkan permintaan ke server DNS yang relevan. Ketika DNS resolver mengirimkan permintaan, root server memberi tahu ke mana harus mencari informasi lebih lanjut (biasanya mengarah ke server TLD).
- Jumlah: Terdapat 13 set root DNS server yang diidentifikasi dengan huruf (misalnya, a.root-servers.net hingga m.root-servers.net).
3. Top-Level Domain (TLD) DNS Server
- Fungsi: TLD DNS server mengelola informasi tentang domain pada tingkat ekstensi, seperti .com, .org, .net, atau .id. Setelah root server mengarahkan permintaan ke server TLD yang sesuai, server ini akan mencari informasi lebih lanjut tentang domain yang dicari.
- Contoh: Jika Anda mencari "example.com", server TLD .com akan memberikan informasi tentang di mana domain "example.com" disimpan.
4. Authoritative DNS Server
- Fungsi: Server ini berperan sebagai "sumber otoritatif" yang menyimpan catatan DNS asli untuk nama domain tertentu. Setelah resolver mencapai authoritative DNS server, server ini akan memberikan alamat IP yang benar untuk nama domain yang diminta.
- Contoh: Jika "example.com" menggunakan layanan dari penyedia hosting, authoritative DNS server milik penyedia tersebut yang menyimpan catatan alamat IP untuk domain tersebut.
5. Caching DNS Server
- Fungsi: Caching DNS server menyimpan catatan DNS sementara (cache) setelah permintaan sebelumnya, sehingga permintaan berikutnya dapat diproses lebih cepat tanpa perlu mencari informasi lagi dari root server atau authoritative server. Ini mempercepat waktu respon dan mengurangi beban lalu lintas jaringan.
- Contoh: Jika "example.com" baru saja diakses, caching server akan menyimpan alamat IP-nya untuk sementara waktu, jadi saat Anda mengakses lagi, tidak perlu melalui seluruh proses resolusi DNS.
6. Forwarding DNS Server
- Fungsi: Forwarding DNS server mengalihkan permintaan DNS yang tidak dapat diselesaikan secara lokal ke server DNS lain. Ini biasanya digunakan oleh penyedia layanan internet (ISP) untuk mengelola dan mempercepat proses pencarian DNS dengan mengarahkan permintaan ke server lain yang lebih cepat dalam menyelesaikan permintaan.
- Contoh: ISP Anda mungkin menggunakan forwarding server untuk meneruskan permintaan DNS ke DNS server eksternal yang memiliki kemampuan resolusi yang lebih cepat.
Jenis-Jenis Catatan DNS (DNS Records):
Selain jenis server DNS, terdapat beberapa jenis catatan DNS (DNS records) yang menentukan jenis informasi apa yang disimpan dan bagaimana ia digunakan:
A Record (Address Record):
- Menerjemahkan nama domain menjadi alamat IPv4.
- Contoh: "example.com" -> "93.184.216.34"
AAAA Record (IPv6 Address Record):
- Menerjemahkan nama domain menjadi alamat IPv6.
- Contoh: "example.com" -> "2606:2800:220:1:248:1893:25c8:1946"
CNAME Record (Canonical Name Record):
- Mengarahkan satu nama domain ke nama domain lain.
- Contoh: "blog.example.com" diarahkan ke "example.com"
MX Record (Mail Exchange Record):
- Menentukan server email yang menangani pesan untuk domain tersebut.
- Contoh: Email yang dikirim ke "example.com" diarahkan ke server email spesifik seperti "mail.example.com".
NS Record (Name Server Record):
- Menentukan server DNS yang berwenang untuk domain tersebut.
- Contoh: "example.com" diarahkan ke "ns1.example.com" dan "ns2.example.com".
PTR Record (Pointer Record):
- Melakukan kebalikan dari A Record, yaitu menerjemahkan alamat IP menjadi nama domain (reverse DNS lookup).
- Contoh: "93.184.216.34" -> "example.com"
TXT Record (Text Record):
- Menyimpan informasi teks yang biasanya digunakan untuk verifikasi domain, autentikasi email (SPF, DKIM), atau keperluan lain.
- Contoh: Menggunakan TXT Record untuk memverifikasi kepemilikan domain di Google Search Console.
Kesimpulan:
DNS terdiri dari beberapa jenis server dan catatan, yang bekerja sama untuk mengonversi nama domain menjadi alamat IP yang dapat digunakan oleh perangkat jaringan. Jenis-jenis DNS server termasuk DNS Resolver, Root Server, TLD Server, Authoritative Server, Caching Server, dan Forwarding Server, masing-masing memiliki fungsi unik dalam proses pencarian dan pengelolaan nama domain.
Penulis: Tim HCID | Powered By www.haikalteknovision.pro
0 Komentar
Haikalcctvid | HCID - Home Security Camera One-Stop IT Solution