Studi Kasus: Subnetting – Cara Praktis Memahami Pembagian Jaringan
Setelah mempelajari teori subnetting, kini saatnya kita mengaplikasikan ilmu tersebut ke dalam studi kasus nyata agar lebih memahami penerapan serta fungsinya dalam pengelolaan jaringan.
Kasus Subnetting
Sebuah perusahaan rintisan (startup) memiliki blok IP 192.168.1.0/24 untuk jaringan privat internal mereka. Tugas Anda sebagai administrator jaringan adalah menjawab pertanyaan berikut:
-
Berapa subnet mask dari blok IP tersebut?
-
Bagaimana membedakan bagian network ID dan host ID?
-
Berapa jumlah subnet yang bisa dibuat dari blok tersebut?
-
Berapa banyak host yang dapat digunakan di setiap subnet?
Mari kita bahas satu per satu.
1. Subnet Mask
Dari blok 192.168.1.0/24, angka /24 menunjukkan bahwa 24 bit pertama adalah bit network. Artinya:
Subnet Mask dalam biner: 11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet Mask desimal: 255.255.255.0
2. Network ID dan Host ID
Untuk mengidentifikasi bagian network dan host, cukup sejajarkan IP address dengan subnet mask dalam bentuk biner:
IP Address : 192.168.1.0 → 11000000.10101000.00000001.00000000
Subnet Mask : 11111111.11111111.11111111.00000000
Dari sini, kita tahu bahwa:
-
Network ID = 192.168.1.x
-
Host ID = x.x.x.0
Bit bernilai 1
pada subnet mask menunjukkan bagian network, sedangkan 0
menunjukkan bagian host.
3. Jumlah Subnet
Untuk mengetahui jumlah subnet yang bisa dibuat, gunakan rumus:
Jumlah subnet = 2^x
Dimana x
adalah jumlah bit 1 tambahan di bagian host (dari subnet mask). Pada /24, karena tidak ada bit tambahan (semua 8 bit terakhir masih host), maka:
x = 0
Jumlah subnet = 2^0 = 1 subnet
Contoh lain, jika subnet mask berubah menjadi /27, maka:
x = 3 (karena 3 bit host diubah menjadi network)
Jumlah subnet = 2^3 = 8 subnet
4. Jumlah Host per Subnet
Gunakan rumus:
Jumlah host = (2^y) - 2
Dimana y
adalah jumlah bit host yang tersisa.
Pada /24, terdapat 8 bit host:
Jumlah host = (2^8) - 2 = 256 - 2 = 254 host
Contoh lain, pada subnet /27:
y = 5Jumlah host = (2^5) - 2 = 32 - 2 = 30 host
Catatan: Kenapa dikurangi 2? Karena:
-
1 IP untuk network address
-
1 IP untuk broadcast address
Pada kasus 192.168.1.0/24:
-
Network address: 192.168.1.0
-
Broadcast address: 192.168.1.255
-
IP yang dapat digunakan: 192.168.1.1 – 192.168.1.254
⚠️ Dalam praktiknya, IP usable juga bisa berkurang karena digunakan untuk keperluan lain, seperti gateway router, DNS server, atau sistem cadangan.
Penutup
Studi kasus ini memberikan gambaran praktis tentang bagaimana subnetting bekerja dan diaplikasikan di dunia nyata. Meskipun masih banyak skenario kompleks di luar sana, memahami dasar subnetting seperti contoh ini adalah bekal yang sangat penting bagi siapa saja yang bekerja dengan jaringan komputer.
📌 HCID – Home Security Camera One-Stop IT Solution
🌐 Baca artikel lainnya di: www.haikalcctvid.org
0 Comments
Haikalcctvid | HCID - Home Security Camera One-Stop IT Solution