Ticker

6/recent/ticker-posts

Subscribe

Haikalcctvid Channel
Haikalcctvid

Subnet Mask

Sejauh ini, kita telah mempelajari tentang network ID (untuk mengidentifikasi network atau jaringan) dan host ID (untuk mengidentifikasi perangkat tertentu di jaringan).

Subnet Mask

Namun, sebagian dari Anda mungkin masih bingung dan bertanya-tanya, “Bagaimana cara untuk mengetahui bagian mana yang merupakan network ID dan mana yang host ID?” Untuk itulah kita perlu mengenal subnet mask.

Subnet mask adalah angka yang menyerupai IP address, tetapi dengan fungsi yang berbeda. Subnet mask menjelaskan berapa banyak bit dalam IP address yang digunakan untuk network ID dengan menutupi bagian network ID itu sendiri.

Contoh, IP address 192.168.1.0 dengan subnet mask 255.255.255.0 menerangkan bahwa network ID pada IP address tersebut adalah 192.168.1.x. Oh ya, tahukah Anda? Di dunia komputer dan jaringan, IP address dan subnet mask dalam format desimal seperti ini sesungguhnya tidak ada artinya, lo. Pasalnya, komputer dan jaringan hanya memahami angka dalam format bilangan biner, yaitu 1 dan 0. Ini disebut juga sebagai bit.

Jadi, untuk mengerti bagaimana komputer bekerja, kita harus familier dengan bilangan biner. Seperti inilah IP address dan subnet mask pada contoh kita jika dituliskan dalam biner.

dos:5e4fcebe62b35a243d0c933810b3d1e720220225193317.png

Mungkin sekarang muncul pertanyaan di benak Anda, “Bagaimana cara mengetahui bilangan biner dari IP address dan subnet mask?” Untuk menjawabnya, mari kita pahami sekali lagi bahwa IP address dan subnet mask itu terdiri dari 32 bit, dibagi ke dalam 4 oktet, dan masing-masing oktet terdiri dari 8 bit. Di setiap oktetnya, kita bisa tetapkan angka desimal dari 0–255 (256 nilai).

Sekarang, mari kita lihat 8 Bit Octet Chart (bagan oktet 8 bit) yang mewakili 1 oktet, seperti di bawah ini:

dos:a2454936836e190d0717c4b36e003e3b20220225193405.png

Setiap bit pada skema tersebut merepresentasikan nilai numerik. Mulai dari kanan, bit pertama memiliki nilai 1 dan kemudian angkanya berlipat ganda di setiap bit-nya (ke arah kiri): 1, 2, 4, 8, dan seterusnya hingga 128. 

Skema di atas bisa dijadikan acuan dalam mengonversi angka desimal pada IP address dan subnet mask ke dalam bilangan biner. Caranya, taruh angka 1 atau 0 pada setiap bit. 

  • Jika kita taruh “1”, angka yang tertera pada skema akan dihitung. 
  • Jika kita taruh “0”, angka yang tertera pada skema tidak dihitung.

Jadi, dengan memanipulasi 1 dan 0 dalam skema oktet 8 bit, kita bisa menghasilkan angka desimal 0–255. 

Bingung? Oke, kita ambil contoh IP address 192.168.1.0. Oktet pertama dari IP address ini adalah 192. Nah, bagaimana cara mendapatkan angka biner dari 192?

Pertama, kita perlu mengacu pada skema oktet 8 bit, lalu menempatkan “1” di bawah angka yang akan menambahkan nilai total menjadi 192.

dos:e5d62c875240acf4e20b9a46ecc7e68520220225193551.png

Untuk mencapai nilai total 192, kita tempatkan “1” di slot 128 dan 64. Setelah dihitung, ternyata 128 + 64 adalah 192. Kemudian, karena nilai total telah tercapai, kita taruh “0” di semua bit sisanya. Jadi, angka biner dari 192 adalah 11000000.

Mari lanjutkan ke oktet berikutnya, yaitu 168.

dos:4568fa858e95566e1fc7250e625a679e20220225193648.png

Untuk mencapai nilai total 168, kita letakkan “1” di bawah angka 128, 32, dan 8; sisanya tinggalkan “0”. Jika angka 128, 32, dan 8 dijumlahkan, hasilnya adalah 168. Itu artinya, nilai total sudah tercapai. Jadi, angka biner dari 168 adalah 10101000.

Lanjut ke oktet berikutnya adalah 1.

dos:6069770fc894f8e14d2205c0ab215c6920220225193737.png

Sederhana, untuk mencapai nilai 1, kita hanya perlu menempatkan “1” di slot 1. Dengan begitu, nilai total sudah tercapai. Jadi, angka biner dari 1 adalah 00000001.

Oktet terakhir adalah 0. 

dos:a41f4f09ed41600f68f3e3fbd30adad320220225193803.png

Kita hanya perlu menaruh “0” di semua slot agar nilai total menjadi 0. Jadi, angka biner dari 0 adalah 00000000. Simpel!

Dengan demikian, bilangan biner dari 192.168.1.0 adalah sebagai berikut:

dos:2bf72eee3cc2695c2bf552bf0426e2d320220225193831.png

Proses konversi biner untuk subnet mask juga bisa dilakukan dengan cara ini. 

dos:d1de481c54b45ce986acf69d237480a920220225193953.png

Melalui acuan 8 Bit Octet Chart, hasil yang didapatkan dari subnet mask 255.255.255.0 ialah 11111111.11111111.11111111.0. Karena jika kita jumlahkan keseluruhan angka pada slot, hasil dari 128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1 adalah 255.

Oke, kini kita telah mendapatkan angka biner dari IP address dan subnet mask. Selanjutnya, jika ingin mengetahui network ID dari IP address melalui bilangan biner, Anda bisa sejajarkan bilangan biner IP address dan subnet mask secara horizontal, lalu coret semua digit IP address yang sejajar dengan angka 1 di subnet mask.

dos:e087ab204a5b7f7920438bed54e6fcb920220225194035.png

Dengan begitu, hal ini akan mengungkapkan bahwa 3 oktet pertama dari IP address tersebut merupakan network ID; sisanya adalah host ID. Kesimpulannya, angka 1 pada subnet mask menunjukkan network ID atau network address dan angka 0 menunjukkan host ID atau host address. 

Terakhir, subnet mask dapat ditulis menggunakan cara yang lebih pendek yang disebut CIDR notation (sudah kita pelajari). Ini dilakukan dengan menulis garis miring (slash) diikuti total bilangan biner “1” yang ada di subnet mask. Misalnya, pada contoh IP address dan subnet mask sebelumnya (192.168.1.0 dan 255.255.255.0), kita bisa tuliskan secara lebih singkat sebagai 192.168.1.0/24. 

Sekarang Anda sudah paham, kan? Tak perlu sungkan bila Anda ingin membaca ulang materi ini berkali-kali. Mungkin, tebersit juga di benak Anda bahwa materi kali ini tampak rumit dan bertele-tele. Namun, percayalah, jika sudah memahami konsep ini dengan baik, niscaya Anda bisa menyelesaikan persoalan subnetting dengan cepat.

Post a Comment

0 Comments